Psychometric assessment atau psychometric asesmen [ bahasa Indonesia ] adalah sebuah asesmen atau penilaian untuk mencari tahu sifat kepribadian, kecerdasan, bakat, kemampuan, serta gaya perilaku individu melalui sebuah tes tertentu.
Psychometric asesmen sering digunakan oleh perusahaan ketika ingin melakukan pengukuran-pengukuran tertentu terhadap karyawan seperti misalnya dalam keperluan mengisi jabatan tertentu, melakukan serangkaian kegiatan tertentu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan spesifik
Kali ini kita akan membahas salah satu psyhometric asesmen yang sudah banyak dikenal orang banyak, yakni MBTI [ Myers-Briggs Type Indicator ]
MBTI merupakan sebuah kuesioner introspektif yang bisa dilakukan sendiri untuk mengetahui preferensi psikologi seseorang dengan bagaimana dia melihat dunia dan membuat keputusan.
Teori MBTI pertama sekali ditemukan Katharine Cook Briggs dan anaknya Isabel Briggs Myers di tahun 1917.
Kemudian di tahun 1921 Carl Gustav Jung [ Carl Jung ] seorang psikiater dari Swiss mengembangkan teori personality yang dijabarkan di dalam bukunya yang berjudul Psychological Types
Carl Jung menjelaskan bahwa bahwa perbedaan seseorang dengan orang yang lain bukanlah sesuatu yang random, tapi malah membentuk sebuah pola atau pattern. Lalu Briggs yang kemudian tertarik dengan teori personality melihat ada kesamaan antara teori Carl Jung dengan yang dikembangkannya.
Setelah mempelajari teori Carl Jung secara intensif, Briggs dan anaknya mengembangkan teori psikologi yang ditemukan mereka ke dalam bentuk lebih praktis, sebagaimana versi MBTI asesmen yang kita kenal sekarang
Secara simple, seperti yang dijelaskan oleh Carl Jung, setiap orang berdiam dalam dua dunia, yakni dunia di dalam [ inner world ] dan dunia di luar dirinya [ outer world ]. Dunia di dalam berkisar seputar pikiran, perasaan dan refleksi sendiri, sementara dunia luar berkisar seputar orang-orang, dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih lanjut Carl Jung menjelaskan kalau setiap orang memiliki preferensi [ kecenderungan ] baik melihat dunia di dalam maupun dunia di luar
Dari teori ini lahirlah empat pasang dikotomi atau kelompok yang saling bertolak belakang, seperti gambar di bawah ini :
dimana pasangan pertama adalah E adalah Extraversion dan I adalah Introversion, lalu pasangan kedua adalah [S]ensing dan I[n]tuition. Pasangan ketiga adalah [T]hinking dan [F]eeling serta yang terakhir : [J]udging dan [P]erceiving
Lalu ketika keempat pasang ini dikombinasikan, muncullah 16 Tipe Personality yang banyak dikenal orang sekarang, seperti terlihat di gambar di bawah ini :
Yang perlu diketahui dan digarisbawahi bahwa keenam belas tipe personality ini bukanlah bermaksud mengotak–ngotakkan orang ke dalam ‘kamar-kamar’ eksklusif, namun ini memberikan pandangan bagaimana preferensi seseorang dalam melihat dunia di dalam dirinya dan dunia di luar dirinya.
Analogi yang menarik selalu dicontohkan preferensi menggunakan tangan kanan dibandingkan tangan kiri, bukan berarti kita sama sekali tidak bisa menggunakan tangan kiri, tapi preferensinya dari kecil sudah ‘dibentuk’, ‘dididik’ untuk menggunakan tangan kanan.
Pandangan seperti ini sama dengan mindset seorang coach yang melihat klien atau coachee-nya adalah seseorang yang berdaya, memiliki kreativitas dan utuh.[ Creative, Resourceful and Whole ]
Menarik sekali, sesuatu yang tidak terbantahkan, bahwa penemuan Carl Jung dan Myers Briggs ini menjadi teori yang secara luas banyak dijadikan landasan dalam pengembangan ilmu atau pun praktek-praktek psikologi praktis lainnya.
Ilmu NLP menggunakan pendekatan teori Carl Jung lalu mengembangkannya menjadi Meta Program.
Points of You menggunakan pendekatan archetype Carl Jung dalam merancang foto-foto visual sebagai sarana melakukan konseling maupun coaching.
Seperti yang dijelaskan di awal tulisan ini, dalam dunia psychometric asesmen, tentunya bukan hanya ada MBTI. Masih ada psychometric asesmen serupa seperti Hogan, CPI 260, FIRO [ produk dari Myers Briggs ] dan sebagainya untuk melakukan pengukuran, penilaian terhadap preferensi atau kecenderungan seseorang
Namun sebagai praktisi seperti coach, psikoterapis, konselor yang menggunakan MBTI ataupun psychometric asesmen, perlu diingat bahwa hasil dari sebuah pychometric asesmen bukan digunakan untuk melakukan ‘penghakiman’ atau ‘menakdirkan’ hidup atau karir seseorang
Sebuah preferensi adalah preferensi, preferensi itu bisa diubah sepanjang seseorang berniat mengubahnya.
Seperti salah satu presuposisi dalam NLP, ” Your map is not your Territory”