Pandemi Covid di tahun 2019 telah merubah prilaku orang dalam hal berinteraksi dan berkomunikasi. Sebelum covid, kita semua terbiasa dengan interaksi tatap muka secara langsung
Namun saat pandemi melanda dunia, manusia, seperti biasa selalu kreatif untuk mendapatkan cara untuk tetap dapat saling berinterkasi sehingga komunikasi tetap dapat terjalin dengan baik.
Platform virtual atau online menjadi media yang sangat favorit saat itu, dimana semua orang diharuskan bisa menggunakan platform tersebut, kalau tidak orang tersebut pasti akan menemukan hambatan/kesulitan terutama dalam dunia korporasi maupun bisnis. Maka muncullah beragam platform online, menambah daftar platform online yang sudah ada.
Tiba-tiba saja aplikasi zoom, selain skype, begitu sering kita dengar, dan begitu sering kita gunakan. Padahal sebetulnya zoom sudah eksis jauh sebelum pandemi. Namun menjadi begitu popular pada saat pandemi melanda secara global
Dan tentu saja, pandemi merubah seluruh kebiasaan yang telah kita lakukan secara puluhan tahun. Dalam dunia korporasi dan bisnis yang sebelumnya mengharuskan pertemuan / interaksi secara tatap muka langsung ‘mau tidak mau’ terpaksa melakukan pertemuan, diskusi dan interaksi secara online /virtual
Dan sama halnya dengan para coach, mentor, konselor, konsultan, situasi pandemi tidak memberikan pilihan kepada mereka pada saat itu untuk melakukan tatap muka langsung, sehingga pilihan pertemuan dengan klien dilakukan secara virtual menjadi sebuah keharusan
Yang tadinya ada pemahaman, diskusi, pertemuan, coaching tidak bisa dilakukan secara virtual, nyatanya tetap bisa. Mindset yang mengatakan kalau coaching tidak akan efektif dilakukan secara online ternyata efektif juga setelah dicoba!
Pandemi merubah prilaku dan mindset semua orang. Menciptakan prilaku dan kebiasaan yang harus ditopang oleh skillset / kemampuan baru, yakni kemampuan berkomunikasi melalui platform virtual
Para trainer, coach, konselor, konsultan mulai menggunakan online tools untuk memfasilitasi sesi mereka dengan para klien. Aplikasi miro, padlet, mural, google jamboard menjadi begitu popular dan trending di masa itu.
Lalu setelah pandemi usai, ada prilaku baru yang ikut berubah, yakni kebiasaan baru mulai melakukan segala sesuatu secara online / virtual dan tidak perlu lagi harus melakukan tatap muka langsung. Dan tentu saja kebiasaan baru ini juga terjadi dalam dunia coaching. Para coach semakin sering melakukan coaching online daripada sesi tatap muka
Tentu saja dari segi biaya dan waktu lebih efisien, selain salah satu kelebihan dari online coaching adalah lokasi dan geografis sudah relatif tidak menjadi kendala, meskipun ada kendala lain yang mungkin bisa menjadi momok buat para coach.
Selain penguasaan virtual tools dan kemampuan mengoperasikan aplikasi online sebagai alatu untuk berkomunikasi, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh coach yang melakukan sesi coaching secara online :
- Koneksi / jaringan internet
Hal paling utama saat melakukan sesi coaching, coach harus memastikan bahwa baik dia dan klien memiliki jaringan / koneksi internet yang baik, stabil dan tidak terputus-putus. Seorang coach harus mempunyai contigency plan ( perencanaan darurat ) apabila koneksi internet jelek atau terputus di tengah jalan apa pilihan yang tersedia
Salah satu yang bisa dipertimbangkan buat seorang coach adalah melalukan sesi coaching di tempat yang mendukung koneksi yang stabil dan kuat
- Lokasi
Sama halnya dengan sesi offline, lokasi yang dipilih untuk melakukan sesi coaching harus jauh dari kebisingan dan keramaian. Hal ini tentu saja berlaku juga buat coach dan klien
- Optimalkan VAK dengan baik
Karena coach tidak bertatap muka secara langsung, melainkan hanya dari laptop, smartphone atau pun media online, coach akan mengalami keterbatasan untuk mengakses lebih dalam VAK-nya dengan baik. Penglihatan, pendengaran, dan sensasi perasaan harus lebih difokuskan dalam sesi coaching. Coach bisa saja melakukan check-in secara regular untuk mengetahui well-being dari klien berbarengan dengan gestur, mimik, intonasi yang dilihat dan didengar oleh coach
- Curiosity
Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu hal yang penting dalam sesi coaching, tentu saja! Melontarkan pertanyaan merupakan salah satu prilaku coach untuk memperlihatkan curiosity atau rasa ingin tahu terhadap klien. Dalam sesi virtual, coach bisa meningkatkan curiosity-nya lebih dalam lagi supaya in sync dengan klien
- Siap dan fleksibel dengan gangguan
Seperti sudah dijelaskan di atas, saat melakukan sesi online, kendala-kendala seperti jaringan, kebisingan bisa saja muncul. Coach harus bisa mengelola hal tersebut dengan baik, tentunya bekerja sama dengan klien.
- Mulai dengan baik dan akhiri dengan baik
Karena interaksi dilakukan secara virtual, coach perlu memastikan coaching dilakukan dengan baik dan tidak terbur-buru di awal dan ketika sudah selesai, coaching diakhiri dengan persetujuan klien dan tidak dilakukan dengan buru-buru
Begitulah 5 tips atau panduan yang bisa digunakan oleh para coach ketika harus melakukan sesi virtual coaching
Selamat mempraktekkannya!